Senin, 19 Januari 2009

Maaf, Hanya Tujuh Lembar

Posted on 10.27 by Muhammad Najihuddin

“Sobat,maaf ! “. Aku jujur telah berbohong kemarin, saat kukatakan aku telah selesai menulis untukmu. Hingga hari ini kutulis ulang, dengan niatan merampungkan, aku baru menulisinya satu lembar. Itupun belum penuh.
Entah mengapa tiap kali ku buka buku itu, selalu saja ada kebingungan yang menyergap pikirku, membelenggu tanganku dan membekukakan imajiku. Kebingungan akan apa yang harus aku tuliskan untuk orang sepertimu. Entah berapa minggu berlalu sejak kuterima buku itu darimu. Baris-baris ksong masihh saja menghampar. Masih putih polos.tanganku belum bisa bergerak tuk sekedar menuliskan satu dua kata. 9 lembar yang ia jatahkan entah karena sihir apa mampu membuat penaku macet, tersendat untuk menulis apapun.
Dan itupun baru tadi sobat, saat aku menemukan sesuatu yang pantas untuk mengawali tulisan ini. Dan taukah kau, sobat , apa itu? Yang mebebaskan anganku, melepas belenggu tanganku dan mencairkan imajiku adalah kejujuran. Ya kejujuran sobat.
Jujur untuk bertutur tentang sejumput kisah yang aku gembalakan dengannya di sabana persahabatan. Sabana yang dihamparkan tuhan dua tahun lalu. Kala langit solo penuh denan gemintang. Malam persami itu.
Masih ingatkan dengan waktu itu? Ketika langit solo penuh bintang. Milyaran! Jumlah yang sama dengan tanda Tanya yang menyembul di langit-langit hatiku. Tanya yang harus ada karena akhirnya ku tersesat di solo ini.
Tapi sobat,malam ini tuhan menghapus satu tanda Tanya yag ada ddalam hatiku. Mengapu “kenapa” yang kemarin lusa selalu menyibukkanku. Walau hanya satu tapi itu bermata rantai. Suatu putaran tanpa ujung. Dan saat itu adalah saat mata nakalku melirik ke barisan cewek yang duduk di ujung sana dan terhenti saat terarah pada sosok beroptik. Aku ingat senyumnya, lesung di pipi dan frame kacamata yang khas.


No Response to "Maaf, Hanya Tujuh Lembar"

Leave A Reply